Dan tiba-tiba segalanya terlihat jelas. Kenangan-kenangan itu sekelebat satu per satu muncul memenuhi ruang-ruang memori saat ini. Yang selama ini saya merasa begitu bersalah terhadapmu, merasa saya yang jahat, merasa kamu yang terbaik, merasa paling mengenalmu, merasa kita bakal bisa baik-baik saja karena kita pernah bersama sekejap hancur seketika. Saya sempat berfikir betapa jahatnya saya pada saat itu, betapa kamu begitu peduli saya, betapa saya telah melakukan kesalahan hanya karena masalah kecil.
Ternyata saya salah. Saat itu saya telah mengambil keputusan paling terbaik untuk hidupku, saya telah menyelamatkan diri dari orang yang tidak pernah benar-benar mencintai dan menyayangiku. Tidak, tidak lagi. Saya tidak akan membohongi diri sendiri dengan menganggap mu itu baik. Karena dari dahulu hingga sekarang itulah dirimu. Bahkan baru kali ini saya merasa ada orang yg lebih egois dari pada diri saya sendiri.
Ya, itulah kamu. Tadinya sempat ingin menjalin silahturahmi kembali tentunya sebagai apa mestinya. Toh masing-masing dari kita sudah memiliki cerita indah bersama sosok lain. Tetapi seketika kau buat runtuh semua dengan keegoisan yang entah apa gunanya, yang akhirnya membuat saya berpikir mungkin selama ini kau begitu karena kau membenciku, sesuatu yg sebelumnya tidak pernah terpikirkan olehku. Sungguh kau sendri yg telah merusak segala citramu yang telah saya bangun dalam kenangan selama ini. Jika saat ini saya kembali diam bukan karena saya masih terjebak masa lalu.
Saya hanya tidak ingin tersulut kemarahan hanya karena saya sudah tidak lagi mengenalmu, mengenal pola pikirmu. Dan sya juga merasa tidak perlu membangun percakapan dengan dirimu yg ntah tidak bisa saya deskripsikan di sini. Tidak ada lagi kata maaf dan memaafkan. Selama ini jalur yang kita tempuh sudah jelas menuju arah berlawanan. Mudah-mudahan kamu sadar akan itu. Cukup selama ini di depan mereka saya tersenyum saat masa lalu kita diungkit-ungkit lagi, karena ternyata kita tidak pernah baik-baik saja. Hanya saja seegois-egoisnya saya, saya tidak akan pernah menceritakan kepada mereka apa yang telah kamu lakukan. Biar hanya manismu saja yang mereka tahu dan saya, selama saya menggubrismu dan hanya pahitmu saja yang saya rasakan.
Mungkin bertahun-tahun yang lalu manisnya hanya bersifat sementara. Saya tidak pernah menyesali dahulu kita pernah bersama. Jujur iya saya pernah menyesal melepasmu karena pada saat itu saya menyalahkan diri saya atas keputusan yg telah saya ambil. Namun waktu ternyata merupakan obat untuk penyesalan. Dengan jangka waktu yang panjang, akhirmya waktu menyadarkan saya bahwa salah satu keputusan terbaik yang telah saya ambil dalam hidup saya adalah melepasmu.
0 komentar:
Post a Comment